catatan kosong tak melompong tapi

ehmm .. sejujurnya akhir-akhir ini setiap kali hendak memetakan sebuah kata kalimat di ruang ini cukup berhati-hati. baik itu dalam bentuk tulisan puisi, prosa, cerita atau sekedar berita dan catatan pengisi jeda  bukannya apa, takut jika menghasilkan sebuah tulisan yang hampa dan yang lebih parah lagi hanya kosong tak bermakna atau satu eksemplar saja hasilnya [meminjam istilahnya Sutardji Calzoum Bachri]. 

yuk sedikit serius bro ... lets go, jadi teringat dengan sebuah obrolan ringan dengan seorang sahabat  beberapa waktu yang telah lalu. memang benar terkadang dalam kehidupan yang kian mengurung daya ini kita juga pintar-pintar mengemudikan pikir. ketika sebuah permasalahan silih berganti hadir dan menawarkan sejuta jalan yang terlihat mutakhir, bahkan sebuah permasalahan dalam bentuk yang sangat rumit dan mengigit.

banyak sudah istilah yang dikemukakan oleh para pakar motivator untuk membangkitkan semangat seseorang baik lewat seminar maupun buku-buku yang mereka tuliskan. banyak sudah para pemimpin umat mengingatkan lewat ayat-ayat yang tersirat. tapi rasanya kita juga musti bisa maklumi dengan hati ketika hal tersebut terjadi pada seseorang mereka tentu sedang tidak semata ingin mendengar khotbah atau kiriman kata-kata motivasi semata. lho, sebentar sebentar bukankah hal itu yang sedang  sangat mereka butuhkan? ya, tapi itu yang tidak 'utama' menurut saya, lho mereka yang sedang mengalami masa transisi di bawah [saya istilahkan demikian ben keliatan di dramatisir sedikit hiks..] yaitu orang-orang yang entah secara pribadi maupun kelompok sedang mengalami suatu permasalahan atau musibah, bukan kata-kata yang  sedang mereka harapkan tapi sebuah tindakan dari kita. bisa jadi mereka tahu bahkan hapal di luar kepala kata-kata penyemangat mereka tahu, dan doa-doa terpanjat dan menyiratkan untuk tenang menghadapi gejolak. 

kata kawanku" ya, semudah seperti orang ingin kencing tinggal membuka resleting atau mencincingkan rok selesai woooo .... atau seseorang yang tenggelam di sungai dan tidak bisa berenang mereka tidak membutuhkan teriakan semangat kita untuk segera menepi, tapi cepat kita tolong ! masuk  dan nyebur ke dalamnya [tapi saya ingatkan jangan coba-coba masuk jika tak bisa berenang, kalau tak ingin tenggelam juga hee...] atau setidaknya lemparkan tali atau benda-benda yang dapat untuk membuat dia mengapung dan bernafas mengumpulkan sesaat energi dan daya fikir. jika hanya turut larut dalam histeris matilah itu orang, alangkah baiknya jika histerisnya kita untuk memanggil yang lain agar berdatangan memberi pertolongan segera.

contoh real kasus musibah yang terjadi akhir-akhir ini dalam skala yang sangat besar yang menimpa saudara-saudara kita di Yogjakarta dan Mentawai, jelas saat ini yang mereka butuhkan adalah sebuah penanganan yang nyata yaitu sebuah uluran tangan dari kita bukan lagi semangat dalam bentuk bait dan kalimat yang menggelegar sundul ke langit, urusan perut mereka untuk hidup terlebih dahulu, urusan tempat berteduh mereka untuk menampung airmata kesedihan sesaat, urusan dengan apa yang  telah mereka  tinggal  di kampungnya, juga urusan psikologis dari kejaram bayangan kematian yang mengintai, urusan tempat mencurahkan isi hati pada Tuhannya, urusan kesehatan baik secara phisik maupun psikis. sekali lagi bukan kata-kata semangat, itu nanti setelah mereka selesai makan dan mandi.

sering kali tanpa kita sadari ketika kita menemu seseorang yang memang membutuhkan tindakan langsung. kita sering melupa bukan kata yang mereka pinta namun tindakan kita yang sedang sangat di tunggu mereka. namun kita terkadang justru menghadirlahirkan kecerewetan yang minta ampun seolah-olah dengan banyak kata yang berselimut bijak akan membuat seseorang menjadi tenang, eeee ...justru yang ada sebaliknya bisa menentang dan enek bin bosan terhadap kita. seperti yang pernah penulis alami sendiri. 

nah tentu beda dalam mensikapinya jika memang seseorang itu hanya sekedar curhat masalah-masalah yang tidak perlu melibatkan daya yang berlebih, cukup sebagai seseorang yang memposisikan diri "menjadi pendengar yang baik". membiarkan bahu kita dipakai sementara waktu untuk menyangga beban psikologis kerna masalah yang sedang dihadapi cukup dengan rasa kasih sayang dan kesahajaan kita, kemungkinan dapat memberikan jalan terang.

namun wow .... kita sungguh salut beberapa orang di luaran sana dapat keluar dari lorong gelap potongan kehidupan mereka yang begitu pengap dan terlihat sangat menyesakkan dada, bagi kita yang melihat kenyataan itu menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga. jika mereka bisa kita juga tentu manusia eh ... bisa. dan memutarbalikkan kondisi menjadi sarat prestasi.

loh mengapa aku jadi ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon? begini nih jika menulis tidak punya tujuan yang jelas! sudah terlanjur diunggah ya semoga saja manfaat  deh, jika ada yang protes ke kotak komentar atau email saja ya? seneng malah   

wassalam




edisi: beranda kata samudra

Komentar :

ada 0 Komentar ke “catatan kosong tak melompong tapi”

Post a Comment

Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam

 
Cheap Web Hosting