tibatiba saja merindu ingin kembali tertidur lama di pangkuanmu seperti masa kecil dulu, menarik perhatianmu dengan kenakalanku, yang terkadang membuatmu harus mengalah meski ragamu lelah.
sejak terbit mentari hingga tenggelam kembali, aku menunggu dengan setia kedatanganmu. berkencan denganmu o, sungguh membahagiakan. di pintu pagar bambu rumah kita aku ciumi punggung tanganmu.
sering aku dapati usai subuh mendengar pengharapanmu yang tulus dari sisi pembaringan sembari tanganmu mengusap keningku sebelum beranjak pergi dan menghilang di buta pagi, demi kami anak-anakmu.
aku, masih enggan turun dari peraduan sebelum tapak berat langkah kaki bapak terdengar datang mengingatkan. heemm ... masa itu. Ibu, ya siapa yang dapat melukiskannya? yang ada mataku tibatiba berembun, jika mengingat kembali tiap jejak rekamnya. makhluk indah ciptaan Tuhan yang satu ini sungguh tak lekang jaman untuk senantiasa dikenang.
edisi: puisi ibu
edisi: puisi ibu
Komentar :
Post a Comment
Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam