Pada setiap kesempatan sering kali saya mendengar orang yang mengatakan, bahwa tujuan dari hidupnya seperti air yang mengalir saja, tujuan hubungan antar pertautan dua hati pun terkadang juga demikian ketika hal itu ditanyakan.
Air sudah menjadi kebutuhan wajib setiap makhluk, tanpanya kita tidak akan bisa hidup. Pada kenyataannya pernyataan-pernyataan demikian itu tentu saja baik selama itu tidak menjadi suatu bahasa yang klise semata. Kerna yang akan menjadi persoalan adalah jika air yang dimaksudkan berhenti di tempat dan Tidak ada pergerakan sama sekali. sehingga terjadi sebuah pembusukan dan menjadi sarang penyakit.
Pada sebagian dari tabiatnya yang paling murni, cinta menyerupai air. seperti yang sudah saya katakan di awal tulisan, kita tahu bahwa air adalah sumber kehidupan. Air mempunyai mata, dia bergerak dari hulu ke hilir, melewati ruang dan waktu, bergerak, beriak, tak selesai-selesai. pada setiap sungai, parit mengalir mengikuti alur dan jalurnya. dan akhirnya mereka semua bertemu pada satu titik, pada sebuah muara besar. samudra biru luas yang menghampar, hampir tak terbatas, sejauh mata memandang. itu sebabnya bumi kita dihuni lebih banyak oleh air. rupanya Tuhan ingin menyemai kehidupan di sini.
Pada mata air yang kecil kepada muara yang besar ada sebuah aliran
ada gerak
ada riak
ada gelegak
ada gelombang
ada gemuruh
ada debur
ada percikan
ada gelora
ada gairah
ada dinamika
ada nuansa
selalu dan selalu demikian adanya
tak ada penghentian
tak ada stagnasi
tak ada diam
ia membludak jika ditahan
ia membuncah jika dibendung
ia menggelegak jika dilecehkan
bahkan membanjir pada puncak dinamikanya
tapi ia, membersihkan kotoran
seperti turunnya hujan ke bumi
mengusir mendung yang kotori langit
Maka begitulah cinta ia dalah gagasan yang murni tentang sebuah kehidupan yang lapang. mata airnya adalah niat baik dari hati yang murni. sementara muara adalah sebuah kehidupan yang lebih baik. sedangkan alirannya adalah gerakan amal dan kerja memberi yang tidak henti-henti.
Cinta adalah gagasan tentang penciptaan kehidupan setelah tercipta. dalam penggalan puisinya Muhammad Iqbal berkata; "Engkau menciptakan hutan belantara. Dan aku menciptakan taman."
Bergeraklah cinta laksana air yang tiada henti mengalir menuju muara yang berakhir baik.
Wassalam
Tulisan terinspirasi dari; buku story of love
bismillah