pic from google
Yang Tua yang Istimewa, Yang Muda yang Merana
pada dini hari yang sepi. pada pagi yang masih jauh dari rekah mentari, dalam kesendirian yang sangat mengiris nadi. menerka-nerka, kali saja ada malaikat yang lewat, lewat desir angin, lewat suara binatang yang mengerat. atau luruhnya daun kering yang bersujud ke bumi dengan khidmat.
ah, aku tersenyum kecil dengan imajiku yang dangkal. ya, sedangkal telunjuk mereka yang menunjuk agar terbebas dari penjara sangka, tidak peduli asal mendapati citra dunia.
sebenarnya aku kesal tapi juga tidak menyesal. bisa apa aku? selain diam tak menyangkal. terjatuh, dan diinjak sedemikian rupa sebagai tumbal. aroma darah ibuku masih terasa kental, ketika melahirkanku ke dunia fana yang tak kekal.
tidakkah engkau melihat senja yang kian menemaram, tidakkah engkau melihat karma akan mejadi petaka yang menerkam di masa-masa yang akan datang? atau, setidaknya engkau sedikit bijak saja agar meredam keadaan.
o, aku melupa. yang engkau mau hanya satu. aku, juga mereka-mereka membungkukkan badan. selayaknya dihadapan sang raja yang kebal. aku kata; nikmati, jangan tergesa-gesa. ambil saja semua, jangan pula ada yang tersisa.
06 desember 2010
amlapura-bali
Bismillah ...