kumpulan status ke II bulan Agustus 2010

  • ambang siang, menuju senja ada beberapa berwajah kuyu melukis keadaan tentang  asa berharap sua dengan hangat menggenap, menemu bahagia.
  • ingin rasanya mengeluarkan batubatu besar di benak. ku keluarkan dari batok kepala. ku mantrai ku pahat ku ukir ku tulis ku lukis hanya ada Satu nama saja yang ada agar damai dalam perjalanan Pulang.
  • sore yang rimbun. buahnya nampak ranum. seperti senyummu kala itu yang tulus mengulum senja di tepi samudra. 
  • sesekali aku ingin menjadi rumput teki di puncak tertinggi. tak mengusik tak menarik perhatian. sendiri, berselimut sunyi. dihening yang dalam. 
  • tinta pena torehkan kata seia di prasasti cinta kita memintal benangbenang harapan mewujud nyatadoa sepanjang siang dan malam memenuhi pintamenggenapkan angan tak hanya sekedar bayang.  
  • duhai? ini malam minggu saatnya engkau tutup kedua matamu. akan kubisikkan kata lirih hingga melangkah pagi janganlah mengintip sebelum aku berkata" bukalah sayang. 
  • sesuatu yang Tulus nampak bercahaya seumpama sebuah permintaan, 'doanya Ibu pada kita' baik saat tidak maupun sedang tertimpa suatu musibah.  
  • ingin jadi tanaman perdu. cukup di pojok. tak menarik tak juga mengusik. diam memandang. 
  • di puisiku: maafkan aku, bila bening matamu menginspirasi ribuan katakata di setiap lembaran. penaku Tidak dapat berhenti sebagaimana yang aku inginkan, sebelum engkau berkata" sudahlah cukup! 
  • sebetulnya aku ingin menulis bukan untuk satu eksemplar saja untuk ini kali. tapi mata pena katakataku menangkapmu diantara gelap malam dan desau riak nafas para lelaki pemburu cinta dunia. hendak aku hentikan angin agar engkau bening menangkap isyaratku. hendak aku hentikan waktu agar engkau diam menatap mataku yang setia berdiri di atas duri.
  • menikahi pagi saksinya banyak sekali penghulunya sang mentari yang belum muncul masih terhalang mendung. 
  • ini negeri sebetulnya bagaimana? ibu pertiwi berlinang setiap harinya. ini negeri hendak dibawa kemana?... ibu pertiwi tidak nyenyak sepanjang masa. ini negeri bukannya ada pemimpinya? ibu pertiwi seperti dibiarkan jalan sendiri saja. ini negeri bukannya ada wakil-wakilnya? mana suarasuara mereka saat ini berada. 
  • sedang mendiagnosa susunan kata dan bahasa tubuhmu melukiskan cinta yang tulus tanpa buaian semu. 
  • jauh kita bukan berarti melukis sepi. ada sang bayu dengan setia berkirim kabar setiap malam. o, rasakan silirannya, suarakan desir lirih di lingir pendengaran hingga ke hati jalari nadi. 
  • ada, tentu saja tema yang 'sama' dalam sebuah peristiwa namun kondisi dan yang melatar belakangi belum tentu demikian adanya. sehingga membutuhkan sudut pandang yang berbeda pula dalam menelaah dan mensikapinya. bukan hantam kromo dibuat sama tanpa memperhatikan aspekaspeknya. sehingga terkesan hanya mencari pembenaran semata, untuk mencapai suatu keinginan. 
  • mawar ungu: kelopakmu menyusun indah serupa kata manis yang keluar dari hembusan angin. biarkan duridurimu merekah. o,di kokoh pendirianmu. o,di lekuk pesona hijabmu. o,di dalamnya sujudsujudmu. jadi taman mawar, bukan sembarang. durimu, membawa kesejatian di Salsabila. 
  • simak: ku tumbuh dari rimba yang tak berhuruf, bukan hidup di meja kursi hutan kata ya, ambil yang engkau suka kawan. tapi ajari aku meramu tanda baca setelahnya. 
  • di siang yang hambar. menghantarkan jiwa tanpa pegangan. mengelabu, padahal baru saja terang. bila saja langit bertirai sutra. aku tutup segera, agar menemu malam. dan kembali menenggelam ke sunyi. 
  • o, sudah tengah malam. kota sunyi ini kian lengang saja. kemana parasmu yang senantiasa bermain di beranda hati. malam ini begitu runcing ijinkan aku nyalakan sebatang rokok untuk menemaniku bermain kata. 
  • sebait puisi kerinduan urung terkirim sejak engkau memilih yang lain. 
  • serupa padi setiap daun yang menguning kian berisi semakin merunduk dalam hening dan penuh kharisma, menunjukkan sikap dewasa yang sebenarnya. Tuhan telah memperlihatkan dengan begitu sempurna. duh, saya terkadang Tidak mengaji pada tanda alamNya. usia kian beringsut apa yang tersisa? sementara luruhnya daun kering dan senja adalah peristiwa yang nyata bagi kita. 
  • kembali, tidak berubah dari tahun ke tahun setelah dasawarsa yang telah lalu. tidak dapat mencium punggung tangan Ibunda tercinta. teringat, tanda nama dan angka mulai memudar. tidak sabar rasa hati ini ingin segera pulang, menemuimu meski hanya dalam bentuk nisan. 
  • cinta yang menawan di awal bulan Ramadhan. 
  • baru saja hari pertama tunaikan puasa dan itu pun belum rampung, mengapa aroma kampung halaman sudah menusuk hidung? 
  • dik? saya memohon jangan lepas kerudungmu lagi ya? meskipun Ramadhan telah usai nanti. kata seorang Lelaki kepada seorang gadis muda, sembari menikmati buka bersama. 
  • sederhana saja, aku gamit tanganmu. menatap matamu yang bening telaga dalamdalam lantas mengucap bismilah saat sematkan cincin mungil terpahat nama kita, di jari manismu sayang? 
  • cinta menawan di awal bulan ramadhan. gadis manis berkerudung anggun santun. di tepi samudra menunggu sang nahkoda. satu hingga dua tahun pun tidak mengapa. berkalung tasbih setia lillahitaalla padaNya. 
  • apa yang dapat aku tawarkan? selain kesederhanaan sikap dan ketulusan saja. mengajak serta bersama susun peta yang telah tertera: hingga Akhir bila berkenan. 
  • ketika ramadhan menuju pertengahan bulan. terlihat kian menawan saja yang dihamparkan. 
  • ketika malam datang dengan sunyi yang berdesir. ijinkanlah aku Tuhan, belajar tentang merunduknya rerumputan tepat di sepertiga malamMu. 
  • ketika sebuah ketulusan tidak lagi mendapat kehangatan. aku akan berikan pada mereka yang sedang membutuhkan. ketika sebuah ketulusan tidak lagi nampak di mata. aku akan sampaikan; embun pagi tidak pernah memilah pun memilih untuk membagi rasa sejuknya. tapi wanginya akan semakin semerbak tatkala ia jatuh ke tempat yang tepat. 
  • dik, sudah ku simpulkan pada kaki merpati jantan di fajar tadi. sepucuk surat biru untukmu. simpan dia dengan hati hingga suatu hari nanti saat uban dan gigi tanggal kerna senja, kita baca kembali berdua di tepian samudra cinta kita sembari bercerita tentang mutiara yang cantik juga batu karang yang tegar juga setia. 
  • ketika aku menundukkan wajah di hadapanmu secara tibatiba wahai dara? bukannya aku salah menafsirkan tentang dirimu. tapi aku sedang menata hatiku yang berdesir tidak menentu. 
  • Tuhan: Tuhan ketika petang menemaram, merunduk ke malam. ijinkanlah kekasih-Mu, belajar membaca ketulusan bulan saat membagi kemilaunya ke bumi Tuhan ketika runcing malam kian terasa. ijinkanlah kekasih-Mu, belajar mendengar silir angin yang menghibur daundaun kering luruh ke bumi.Tuhan ketika aroma pagi hadirkan wangi. ijinkanlah kekasih-Mu, belajar pada kesetiaan embun yang rekahkan pucuk dedaunan di bumi. Tuhan ketika fajar menghangatkanku dari dingin. ijinkanlah kekasih-Mu, belajar pada kelembutannya yang menghantarkan kicauan merdu burung-burung di pagi hari.
pic: google, blue eyes samudra

Komentar :

ada 0 Komentar ke “kumpulan status ke II bulan Agustus 2010”

Post a Comment

Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam

 
Cheap Web Hosting