foto: salah satu di RKWP |
BALI, SamudraBiruCinta.com _ Teringat dulu. ya, ketika masih usia belia. Bapak terkadang bercerita singkat tentang wayang, saat jelang maghrib sebagai pengisi jeda atau ketika malam beringsut ke larut pengantar tidur malam. di teras depan gubug kami atau di ruang tamu yang sekaligus menyatu dengan ruang keluarga, ciri khas rumah kami yang pasti. bau tanah merah lantai rumah, menjadi sesuatu yang masih terkenang hingga sekarang. dan sangat berbeda dengan kondisi saat ini, hampir semua sudah tergantikan dengan tehknologi. suka dan entah mengapa jika ada pertunjukkan wayang ketika itu aku betah berlama-lama di depan layar.
kembali tentang dunia yang tak asing ini, seperti yang sedang aku kenang tentang wayang. budaya adi luhung yang tergerus oleh jaman, benarkah? saya tentu tidak bisa melihat dengan data berangka dan yang lebih pasti saya juga sama sekali tidak memiliki kapasitas sebagai pengamat, sungguh sangat jauh bukan tapi hanya seseorang yang kebetulan menyukai wayang dan menikmati sangat ketika sedang di puisikan para dalang di setiap pementasan. namun mungkin sebagian dari kita setuju, generasi-generasi sekarang lebih menyukai tontonan di media visual televisi juga yang lainnya tinimbang wayang. dan yang lebih parah lagi para orang tua tidak memperkenalkannya sejak dini. lha bagaimana? wong orang tuanya sebagian juga tidak paham
padahal jalan cerita juga filosofinya sungguh sangat mendidik, kita tentu sudah mengetahuinya dan lantas bagaimana nasib wayang-wayang yang tersayang? warisan para leluhur yang adi luhung ini? ah, itukan sudah ada yang mengatur katanya, ya Pemerintah. sejauh manakah? untuk hal-hal seperti ini sangat kecil kemungkinan Pemerintah hendak konsent juga fokus mengurusinya, entah. tidak menarik kerna tidak ada magnet rupiahkah? ya kalau ada perhatian tentunya wayang sudah mendunia dari dulu dalam arti yang sebenarbenarnya bukan semata-mata sebagai cinderamata dari kepala negara ke kepala negara manca lainnya. dan kemudian entah dipakai sebagai apa.
Tiga Orang Satu Tujuan |
Di tengah tanda tanyaku yang hanya sekedar iseng ngambang melayang-layang tentang wayang, sungguh sesuatu yang luar biasa akhirnya menemukan atau mungkin lebih tepatnya dipertemukan Tuhan dari perantaraan seorang sahabat Tri Wibowo Bs atau biasa kami memanggil Mbah Kanyut seorang editor, translater, penulis juga tukang ketik katanya seperti biasa disetiap perkenalannya. ya, di sebuah komunitas dunia Facebook. seseorang yang begitu berdedikasi tinggi demi kecintaannya pada negeri ini juga kerna pengaruh besar sang Kakek yang telah memberikan jalan yang tak berhenti terhadap langkah maha karyanya. kami biasa memanggil Chuck Albrew atau nama sebenarnya Heru S Sudjarwo, seorang sutradara juga penulis. dan karya-karya di balik kesuksesan beberapa film nasional pada masanya, dan juga ketua perancang Piala Citra Insan Perfilman Indonesia. ah, tentunya masih cukup banyak karya-karya beliau di luaran sana.
dari tangan dingin beliau wayang kembali menggeliat hingga ke manca, melalui sebuah buku berjudul Rupa & Karakter Wayang Purwa mencoba meraung ( pinjam istilah beliau ) di tengah-tengah situasi dan kondisi bangsa kita tercinta ini. ingin mengenal beliau lebih lanjut? juga tentang pengerjaan dan hasil maha karya yang luar biasa itu? silahkan klik anda akan terhubung ke batas dunia lain hehe ...., dan yang pasti kehadirannya seperti bumi yang sedang sangat merindukan hujan di siang yang bunting setelah sekian masa lamanya. great! dan saya juga harus segera memiliki bukunya bagaimana dengan Anda?
sekian, terimakasih telah turut membaca dan mulai menyukai wayang juga.
Komentar :
Post a Comment
Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam