teh hangat di sebuah tempat

apabila melakukan seperti ini, bagaimana?

teh hangat, setelahnya bagaimana baiknya saja.

telah tiga purnama, tujuh kelopak mawar merah merekah
engkau setiai satu hati yang telah terpilih hingga Nanti
tidak hentihenti di segala daya menindih permohonan
tentang janjijanjinya, berharap serupa mentari pagi
engkau diam saat larut malam, juga aroma wanita
menjadi candu serasa tak akan berkesudahan

: padahal rasa Nyaman saja yang diinginkan

o, duhai engkau yang bersuara nyaring
jangan membuai dia yang sedang genting
sepanjang hari mencumbui rantingranting kering

o, duhai engkau yang bersuara emas
jangan membuai dia yang sedang cemas
sepanjang hari meski dingin, rasa meranggas

o, duhai engkau yang bersuara merdu
jangan membuai dia yang sedang merindu
sepanjang hari pandangi batubatu tak berpintu

ya sudahlah, seduh teh hangat tanpa gula
bicaralah selayaknya orang yang sudah dewasa
antara engkau dan dia di sebuah tempat sederhana
saling menatap juga tersenyum sesekali tergelak pantas
lantas berjabat tangan ikhlas jangan beranjak sebelum Tuntas!

duhai, bagaimana?



anto hprastyo
agustus 2010
amlapura
bali



terimakasih untuk seseorang yang telah berkenan untuk menjadi inspirasi puisi sederhana ini.

Komentar :

ada 0 Komentar ke “teh hangat di sebuah tempat”

Post a Comment

Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam

 
Cheap Web Hosting