Terpasung Pada Rutinitas Semu


belenggu

janji tanda jemari menggores kertas
tersunting dalam keterpaksaan,
memenuhi ikatan balas budi
menjadi tali yang sangat liat mengikat erat

bukan hinggap di puncak kuasa yang kumau
tapi di pucuk pucuk hijau daun kata,
agar aku dapat melihat tumbuh anak-anak kita
bermain di taman taman liar,
yang beraneka warna bunga
tanpa sekat

berlarian diantara rimbun dunia
berkejaran diantara hiu hiu kecil kata
bergumul diantara bentang kehidupan jalanan
aku muak dengan angka-angka semu
aku kata tidak untuk senyum semu abu
dengan dasi warna kembang kematian
pun kemeja diatur sedemikian rupa,
itu bukan aku.

anto hprastyo
mei 2010
bali

Komentar :

ada 0 Komentar ke “Terpasung Pada Rutinitas Semu”

Post a Comment

Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam

 
Cheap Web Hosting