Potensi Alam Bukit Batu Andongsili

Samudra Biru _ Potensi Alam bukit batu Andongsili, Wonosobo yang belum tergali. Baru kali ini mataku benar-benar menangkap apa yang ada disisi kiri jalan. 

Bisa dibilang cukup sering aku melewati jalan ini ketika berkunjung ke tempat saudara tua yang kebetulan ditokohkan banyak orang itu. 

Dari arah Bulu Lengkong jalan menurun, pepohonan yang cukup rimbun disisi kiri jalan menutupi pandangan, sedang dikanan jalan terlihat Gunung Sindoro yang menjulang. Meski demikian deretan batu-batu besar itu masih terlihat diantara sela-sela dahan. 

Aku jadi teringat istriku acapkali bercerita tentang batu-batu besar itu jika melewati jalan Andongsili, tapi bagiku saat itu tidaklah menarik selain hanya batu biasa saja tidak lebih.

Tapi kali ini aku tertarik ingin melihatnya lebih dekat, setelah sempat melihat sekilas. Begitu melewati jalan tanah tak kurang dari 300 meter dari jalan aspal mataku terbelalak melihat deretan batu-batu cadas yang nampak berjejer saling berhimpitan, persisnya menyerupai tebing yang cukup tinggi ada dihadapan mungkin dengan ketinggian kurang lebih 5-10 meter. Tidak aku sia-siakan kesempatan yang baik itu untuk mengambil gambar.

Tapi sayang rupanya batu-batu yang nampak alami itu sudah banyak yang rusak akibat penambangan liar. "Jika masih alami serta apa adanya tentu sangat menarik", gumamku. Pikiranku jadi liar andai saja pemkab setempat menata dalam arti membersihkan gulma atau tanaman-tanaman liar yang ada diatasnya kemudian  mengganti tanaman atau pohon dengan cara mereboisasi disekitar batu sebagai upaya untuk mempertahankan ekosistem yang sudah ada dan lebih menonjolkan sisi batunya saja tentu akan sangat menarik. Maka akan terlihat barisan bukit batu terbesar yang pernah ada di indonesia bahkan dunia. :)

Dengan demikian satu lagi potensi alam yang dapat digali dan tentu dapat menghasilkan pendapatan daerah juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan adanya kunjungan wisatawan. Aku jadi teringat jika di Pulau Dewata Bali ada "batu kapur" di daerah bukit Jimbaran tepatnya di GWK (Garuda Wisnu Kencana), sedang di Andongsili, Wonosobo ada bukit "batu hitam" yang belum tergali potensinya.

"Dulu tebing batu-batu ini ada disana mas!", kata seorang penambang liar yang sempat aku temui. Rupanya batu-batu ini dulu sangat dekat dengan jalan aspal tapi akibat penambangan liar untuk kepentingan pembangunan dan yang pasti keserakahan manusia juga, batu-batu dikikis sedikit demi sedikit hingga menjorok seperti sekarang ini. 

Dengan pengetahuanku yang begitu awam, "harta karun" berupa batu-batu cadas ini begitu besar, baik dari skala luas maupun panjangnya. Mungkin saja bentangan panjang hingga -+ 1km, jika di tarik garis lurus. Luasnya mungkin hingga 4 kali lapangan bola bahkan lebih karena menyerupai bukit. :)

Tak banyak yang dapat aku korek dari si penambang liar satu-satunya yang berhasil aku temui tentang bukit batu Andongsili tersebut. Selain dia hanya mengatakan bahwa dulu daerah ini adalah hutan belantara, orang-orang menyebutnya hutan puntuk atau alas puntuk. 

Sekilas nampak biasa saja namun setelah diamati lebih seksama suasana magis begitu terasa, apalagi setelah beredar kabar banyak korban berjatuhan hingga meninggal dunia terkubur ditempat kejadian, akibat tertimpa longsoran tanah bercampur bebatuan beberapa waktu yang silam. Hingga akhirnya konon pemerintah setempat membuat peraturan dan melarang penambangan liar.

Desiran angin sesekali menggoda pucuk-pucuk dedaunan diatas batu cadas, melambai seperti hendak bercerita, mengapa mereka terlihat meranggas. Tapi panggilan istriku tersayang dari kejauhan mengisyaratkan, meminta aku segera bergegas pergi melanjutkan perjalanan pulang. 

Dibawah ini beberapa contoh tebing batu Andongsili, yang aku ambil gambarnya.








by an_sb






2 comments:

Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam