Tentang Film, Bersama Heru S Sudjarwo

Samudra Biru - Hingar bingar perfilman di tanah air yang sedang hangat, memicu tanya pada kami yang benar-benar awam tentang Film. Rasa penasaran serta keingintahuan meski itu sangat datar sesuai dengan pemahaman kami akhirnya memberanikan diri bertanya pada seseorang yang memang berada pada bidangnya. 

Mari kita sama-sama simak pembicaraan yang pada akhirnya di jawab oleh nara sumber di Media Facebook kemudian oleh kami sesuai dengan ijin beliau kami tempatkan di Samudra Biru, semoga sedikit tidaknya menambah pula wawasan kita tentang ini. Pertanyaan-pertanyaan kami atau semacam kuisioner istilah beliau kami tampilkan apa adanya, seperti seorang sahabat yang sedang bertanya pada sahabatnya, atau seorang adik bertanya pada kakaknya. Karena kami telah menganggapnya demikian. mari kita simak bersama:

Tapi sebelumnya kita berkenalan terlebih dahulu siapa tamu istimewa  yang hadir di halaman kami samudra biru ini, Heru S Sudjarwo?

Biografi Singkat Heru S Sudjarwo; Perancang Produksi dan Sutradara, Anggota KFT [Karyawan Film & Televisi], Anggota ASI [Asosiasi Sineas Indonesia].

Perancang terbaik kerajinan khas Betawi 2004 ini, awalnya melukis di pasar seni Ancol. 

Pertemuannya dengan Syuman Jaya kemudian menyeretnya ke dunia Film, Selain tetap aktif sebagai Sutradara, Perancang Produksi, ia menulis dan menggambar Wayang Kulit Purwa. 

Kontribusi terhadap dunia perfilman diantaranya; merancang Piala Citra, menjadi juri FFI bidang film pendek, mengadakan workshop di beberapa kantong kegiatan sinematografi, dan mengajar Desain - Komunikasi Grafis.


Untuk lebih dekat dan mengenal hasil karya nyatanya untuk pertiwi ini, silahkan saja jika berkenan sahabat  SB lihat melalui link berikut ini:
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Indonesia
  2. http://rupakarakterwayangpurwa.blogspot.com/
  3. http://jejakkreatifherussudjarwo.blogspot.com/
  4. http://www.youtube.com/watch?v=EGbJOom5VJg&feature=related
  5. http://www.youtube.com/watch?v=zXe9lEGG2o8&feature=related
  6. Dan tentunya masih banyak lagi tentang aktifitas nyata beliau.
Dan ini jawaban beliau;

KEMARIN SORE SAYA DAPAT INBOX DARI SAHABAT ANTO HPRASTYO. SEMACAM KUISIONER. WALAUPUN SAYA TAHU ANTO ADALAH SEDIKIT DARI TEMAN SAYA YANG KREATIF, TAPI PERTANYAAN TENTANG DUNIA PERFILMAN YANG TIDAK IA GELUTI SECARA LANGSUNG, MEMBUAT SAYA SEPERTI “DIITHIK-ITHIK”, DIGELITIK.

JAWABAN SAYA BISA SAJA DIABAIKAN JIKA TIDAK SEPENDAPAT. DITENGAH BEGITU BANYAK PENGELOLA AKTIFITAS MEDIA KOMUNIKASI MASA TERUTAMA FILM YANG SUDAH SALAH ADAB, TERSESAT ADAB, KALAU TIDAK BISA DIKATAKAN  “TIDAK BERADAB”,  AKIBAT MENGELOLA SEBUAH AKTIFITAS MEDIA LAGI-LAGI TERUTAMA FILM, HANYA BERBEKAL SEKEDAR “TAHU-TAHU AN” SAJA.

MARI…

Anto HPrastyo
26 April jam 10:13

Semoga sehat selalu

Kanda saya hendak menanyakan beberapa hal terkait perfilman Indonesia. Bisa dijelaskan sedikit (maaf itupun jika berkenan) hehe habis nggak dibayar sich hehehe tenang kanda saya turut promokan buku yang spetakuler itu kok :)

kanda?

1. Mengapa perfilman Nasional kita hampir sebagian besar cenderung mengambil tema horor yang dibumbui porno?

SEBENARNYA BUKAN PERSOALAN HOROR ATAU PORNO. KEDUA GENRE FILM TERSEBUT JUGA DIKELOLA SECARA PROFESIONAL DI NEGARA-NEGARA PRODUSEN FILM. MASALAHNYA ADALAH HOROR & PORNO YANG DISAJIKAN MUNGKIN TERLALU DANGKAL BAIK SECARA GAGASAN, TEKNIS MAUPUN ARTISTIKNYA. BAHWA FILM HOROR & PORNO INDONESIA YANG ‘MENTAH’ ITU MARAK DIPRODUKSI, LEBIH DISEBABKAN PASAR MASIH BEGITU LAHAP MENYERAP. KALAU FILM-FILM ITU TIDAK DITONTON, PRODUSEN AKAN BERHENTI MEMPRODUKSI.

SAYA JAMIN !
SYUMAN JAYA. Saya kenal dekat secara pribadi dan memahami sikap-sikapnya dalam menggunakan film sebagai daya ungkap. ATHEIS - BUDAK NAFSU - YANG JATUH DIKAKI LELAKI adalah film dengan judul sensual namun jauh dari pornografi rendahan.

2. Apa biaya produksi ada perbedaan yang mencolok jika film tema demikian dengan yang bersifat drama education atau sejenisnya?

BIAYA PRODUKSI TIDAK DITENTUKAN DARI TEMA FILM. TAPI LEBIH KEPADA GAGASAN KREATIFNYA. SEBUAH FILM EDUKASI YANG RUANG LINGKUP (SETTING) NYA HANYA DISEBUAH SEKOLAH DENGAN PEMAIN 5 GURU DAN 30 AN MURID, AKAN LEBIH MURAH DIBANDING FILM “TRAGEDI PUNCAK COLMOLUNGMO” DENGAN 1200 IBLIS, 740 SAITON MENGENDARAI KUDA BERSAYAP TURUN KEBUMI MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP 10.000 PETANI CENGKEH DAN MEMBAKAR 100 GUDANG TEMBAKAU. BERSAMAAN ITU 5 GUNUNG BERAPI MELETUS BARENG-BARENG, LAUT  IKUT BERGOLAK… DAN RIBUAN JIN TERKEKEH-KEKEH MENCABULI BIDADARI DILANGIT.

HAYO?

3. Sebagai sutradara, bagaimana Kanda mensikapi hal tersebut?

ENTENG-ENTENG SAJA. FILM KAN REFLEKSI BANGSA, SEMAKIN BAIK TINGKAT BUDAYA MASYARAKAT , SEMAKIN TINGGI SPESIFIKASI PERMINTAAN PASARNYA. FILM HOROR & PORNO YANG SEPERTI ANDA MAKSUD ITU PASTI SEGERA MASUK LIANG LAHAT. WALAUPUN SEDIKIT, MASIH ADA YANG MEMBUAT FILM DI LUAR MAIN STREAM ‘LAKNAT’ SEMACAM ITU.

TEGUH KARYA. Tak dapat dipungkiri, dialah nyaris satu-satunya pembuat film di Indonesia yang demikian piawai menata idiom visual dalam sajian yang 'sophisticated'

4. Dan bagaimana sikap Kanda dengan maraknya protes dari berbagai ormas yang mengecam bahkan sudah cenderung turut terlibat hingga ke dalam; seperti menyalahkan Badan sensor dan sebagainya?

KONTROL SOSIAL ITU DIBUTUHKAN. SEHINGGA TIDAK ADA YANG MENGATAS NAMAKAN SENI ATAU KEYAKINAN APAPUN UNTUK BERBUAT SESUKANYA.

TAPI LOGIKA 'YANG MENGONTROL' ITU HARUS LEBIH FASIH DARI 'YANG DIKONTROL' ITU SERING TERABAIKAN. UNTUK MENGONTROL FILM, PAHAM NGGAK BAHASA FILM? MAU MENGONTROL MAJALAH, NGARTI KAGAK KODE ETIK, ESTETIK DAN RENIK PRENIKNYA MAJALAH? NANTI KAYAK BIKIN "STENSILAN".

KITA SERINGKALI TERLALU KONYOL MEMASUKI WILAYAH YANG DIFAHAMI SECARA 'REMANG-REMANG' DENGAN GAGAH BERANI. BERKUTAT DALAM TEKS. BUKAN KONTEKS. MERIBUTKAN BUNGKUS, BUKAN ISI.

5. Apakah batasan-batasan Badan sensor terhadap sebuah adegan Kanda?

SEKARANG NAMANYA LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) BERSIFAT SANGAT TEKNIS, RIJIT DAN LEBIH BERNUANSA ‘KEBIJAKAN PEMERINTAH’ YANG MENETAPKAN STATUS EDAR FILM-FILM DI INDONESIA. SEBUAH FILM HANYA DAPAT DIEDARKAN JIKA DINYATAKAN “LULUS SENSOR” OLEH LSF.

DETAILNYA BISA DISIMAK DI:


GARIN NUGROHO. Setelah era Syuman, Teguh dan Mas Arifin, hanya sedikit sineas muda yang tekun menguntai idiom gambar. Yang sedikit itu diantaranya Garin lewat DAUN DIATAS BANTAL misalnya.

6. Mengapa sebagian masyarakat kita lebih cenderung menyukai film semacam itu? (berbau porno?)

KITA KEMBALI SOAL PERADABAN, SOAL EDUKASI, SOAL KEBUTUHAN ESTETIK.

DI WILAYAH YANG RENDAH TINGKAT PENDIDIKANNYA, PENONTON CENDERUNG MEMUASKAN DULU WILAYAH ORGAN-ORGAN SYAHWATIYAHNYA. BARU, SEIRING DENGAN PERTUMBUHAN PENDIDIKAN, WAWASAN SOSIAL, DSBNYA, KEBUTUHAN AKAN PERGULATAN BATIN DAN DAYA NALAR MULAI DIPERSOALKAN.

LIHAT SAJA DI FACEBOOK. KOMUNITAS2 SENI, KOMUNITAS YANG LEBIH TERDIDIK, CENDERUNG MENYUGUHKAN TEMA YANG KREATIF. DIKOMUNITAS YANG LEBIH RENDAH KASTANYA, DAPAT DIPASTIKAN AKAN BERPUTAR DIWILAYAH PUSAR.

7. Terakhir, Melihat hal ini kapan kiranya Kanda turut meramaikan perfilman kita lagi? :)

SAYA RASA AGAK SULIT YA MENUNGGU ORANG GILA TAPI PUNYA UANG BANYAK SEBAGAI PRODUSER. SEBENARNYA SAYA INGIN MEM-FILMKAN “PADANG KURU SETRA” FILM KOLOSAL - DENGAN TATA SUARA HYPER SUROUND - FULL EFFECT SEPANJANG 12 JAM DENGAN 100.000 FIGURAN. SAYA MEMBAYANGKAN PENONTON AKAN DAPAT SNACK DAN 3X MAKAN. BIOSKOP JUGA HARUS PUNYA TOILET DENGAN SETIDAKNYA 24 LUBANG WC SEPERTI YANG DIMILIKI PEMBERHENTIAN BUS MALAM ...


8. Salam sayang - anto hprastyo - bali

SAMA-SAMA DIK. SAYA AKAN TETAP MENULIS, MENGGRAFIS, MENGGAMBAR WAYANG, MEMBUAT LOGO, SYUTING VIDEO KLIP, MENDESAIN MAJALAH DAN JUALAN KAOS.


“KELAK KALAU SAYA SUDAH KAYA, SAYA AKAN BUAT FILM LAGI”.

***

Demikianlah, semoga berkenan dan menambah sedikit pengetahuan kita tentang Film. Mari kita doakan bersama, impiannya melalui "Film Padang Kurusetra", mewujud segera. salam.

By Admin Samudra Biru

2 comments:

Sahabat terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa memperkuat tali persahabatan online/offline kita. Blog ini Adalah Waqaf onlineku untuk semua, mohon jikalau ada yang tidak benar diluruskan, bagiku menjadi blogger adalah panggilan jiwa untuk membuka ruang bagi saujana. Hidup untuk memberi; Berilmu Amaliyah, Beramal Ilahiyah, Memberi Merupakan Puncak Kebahagiaan. Semoga manfaat. Salam